Afinitas Elektron

Sifat lain yang sangat mempengaruhi sifat kimia atom adalah kemampuannya menerima satu atau lebih elektron. Sifat ini disebut afinitas elektron, yaitu negatif dari perubahan energi yang terjadi ketika elektron diterima oleh suatu atom dalam keadaan gas untuk membentuk anion.

Unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar untuk menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negatif nilai afinitas elektron suatu atom, berarti makin besar kecenderungannya untuk menyerap elektron.

Dalam satu periode dari kiri ke kanan, afinitas elektron semakin besar karena jari-jari semakin kecil dan gaya tarik inti terhadap elektron semakin besar, dan atom semakin mudah menarik elektron dari luar.

Pada satu golongan dari atas ke bawah, afinitas elektron semakin kecil karena jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil, dan atom semakin sulit menarik elektron dari luar.

Terdapat peningkatan secara keseluruhan dari kiri ke kanan, namun tidak semuanya teratur.

Meskipun terdapat ketidakteraturan, nilai relatif IE dan EA menunjukkan tiga pola umum:

1. Nonlogam reaktif. Anggota Grup 6A(16) dan khususnya Grup 7A(17) (halogen) memiliki IE yang tinggi dan EA yang sangat negatif (eksotermik): unsur-unsur ini sulit untuk melepas elektron tetapi menarik elektron dengan kuat. Oleh karena itu, dalam senyawa ioniknya, unsur tersebut membentuk ion negatif.

2. Logam reaktif. Anggota Grup 1A(1) dan 2A(2) mempunyai IE yang rendah dan EA yang sedikit negatif (eksotermik): mudah kehilangan elektron tetapi daya tariknya lemah. Oleh karena itu, dalam senyawa ioniknya, mereka membentuk ion positif. 3. Gas mulia. Anggota Grup 8A(18) memiliki IE yang sangat tinggi dan EA yang sedikit positif (endotermik): mereka cenderung tidak kehilangan atau memperoleh elektron. Faktanya, hanya anggota golongan lebih besar (Kr, Xe, dan Rn) yang dapat membentuk senyawa.